Diskusi Intens Breakfast Forum tentang Koordinasi Exit Strategy dari Kebijakan Makroekonomi Ekspansif selama Covid-19
25 Maret 2022, Breakfast Forum pertama di tahun 2022 diselenggarakan secara virtual dengan topik menarik mengenai “Koordinasi Exit Strategy dari Kebijakan Makroekonomi Ekspansif selama Covid-19”. “We are in this together” adalah slogan yang lumrah digunakan di awal merebaknya Covid-19 untuk menyoroti bahwa pembuat kebijakan dan masyarakat di seluruh dunia berjibaku menghadapi krisis yang sama dan menekankan pentingnya kolaborasi dan koordinasi global untuk memastikan krisis kesehatan dapat ditangani secara tepat dan cepat. Semangat kebersamaan ini telah terbukti efektif dalam mendorong seluruh pihak yang terlibat dalam mengambil langkah yang tepat. Pemerintahan, baik dari negara maju maupun berkembang, menggelontorkan stimulus dalam jumlah besar ke perekonomian untuk melindungi kelompok masyarakat dan usaha rentan dari hantaman pandemi. Di sisi lain, peneliti mampu mengembangkan berbagai vaksin Covid-19 yang diterima secara luas jauh lebih cepat dari perkiraan awal dan sudah didistribusikan secara global. Terlepas dari besarnya perbedaan tingkat vaksinasi antara negara maju dan berkembang, tingkat vaksinasi yang mencapai lebih dari 70% di berbagai negara tetap merupakan capaian yang luar biasa. Walaupun masih dirundung berbagai isu seperti munculnya varian Omicron, 2021 berakhir dengan capaian yang menggembirakan dari sisi kesehatan, dengan beredarnya vaksin, dan dari sisi ekonomi, dengan tingginya tingkat pemulihan permintaan di seluruh dunia.
Namun, terlepas dari tren pemulihan yang relatif serupa di berbagai negara, pemulihan permintaan berlangsung dengan kecepatan yang berbeda-beda. Variasi dari tingkat pemulihan permintaan ini kemungkinan muncul dari perbedaan jumlah stimulus yang digelontorkan di setiap negara. Beberapa negara, seperti negara maju, berada dalam posisi yang mampu menyerap defisit fiskal yang lebih besar; sehingga memungkinkan mereka mengeluarkan stimulus yang relatif lebih besar. Di sisi lain, walaupun sudah melebihi batas defisit wajar mereka di kondisi krisis, ukuran relatif stimulus yang dikeluarkan oleh pemerintah negara berkembang secara signifikan lebih kecil ketimbang negara maju. Kabar baik dari cepatnya pemulihan permintaan di negara dengan jumlah stimulus masif dihadapi dengan munculnya masalah baru yaitu inflasi, di mana negara lain yang ukuran stimulusnya lebih kecil secara umum masih berusaha untuk mengembalikan tingkat permintaan ke level pra-pandemi. Saat ini, setiap negara dipaksa untuk berfokus terhadap kondisi domestik dan perumusan kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing seiring dengan posisi setiap negara yang berbeda-beda dalam tahapan pemulihan ekonomi, walaupun semuanya bermula pada situasi dan kondisi yang relatif serupa.
Breakfast Forum kali ini membahas mengenai:
- Koordinasi kebijakan baik dari sisi fiskal maupun moneter;
- Koordinasi kebijakan antara negara maju dan berkembang; dan
- Dampak dari berbagai skenario koordinasi kebijakan terhadap Perekonomian Indonesia
Acara ini dibuka oleh Alexandra Askandar, Ketua Umum ILUNI FEB UI dan dilanjutkan dengan sesi panel yang diisi oleh para panelis sebagai berikut:
1. Dody Budi Waluyo, Deputi Gubernur Bank Indonesia
2. Masyita Crystallin, Staf Khusus Menteri Keuangan RI*
3. Teguh Yudo Wicaksono, Head of Mandiri Institute
4. Habib Rab, Lead Economist – World Bank Jakarta Office
Moderator: Teuku Riefky, Peneliti Makroekonomi LPEM FEB UI
*berhalangan untuk hadir karena ada kegiatan yang tidak bisa ditinggalnya
Masing-masing panelis menjelaskan secara gamblang mengenai topik ini sesuai dengan perannya masing-masing dan dari sudut pandang yang berbeda-beda. Antusiasme peserta begitu besar sehingga sesi tanya jawab pun menjadi sesi yang tidak kalah seru untuk disaksikan. Diskusi lengkapnya dapat disaksikan kembali melalui video dibawah ini
Breakfast Forum terselenggara atas dukungan dari Bank BCA, Mandiri Institute, dan LPS.
Sampai jumpa di Breakfast Forum selanjutnya!